Tugas pembelajaran terpadu
PEMBELAJARAN
TERPADU
Oleh :
Dr. Risda Amini, M.T
HAFFIT MUFARRID
Dr. Risda Amini, M.T
HAFFIT MUFARRID
Nim.
18124074
PENDIDIKAN
DASAR
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2020
A.
PEMBELAJARAN
TERPADU
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial. Menurut Arends di dalam Trianto (2011:51), model pembelajaran mengacu
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. hal ini sesuai dengan pendapat Joyce di
dalam Trianto (2011:52) yang menyatakan bahwa setiap model mengarahkan kita
merancang pembelajaran untuk membantu pesrta didik sedemikian rupa sehingga
tujuan pembelajaran tercapai.
Fungsi
model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Joice dan Weil
dalam Trianto (2011:52), bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pola yang di pergunakan dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
seperti buku-buku, film, computer, dll.
Untuk
pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang diajarkan, juga
dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat
kemampuan peserta didik. disamping itu pula, setiap model pembelajaran selalu
mempunyai tahap-tahap yang oleh siswa dengan bimbingan guru. antara tahap yang
satu dengan tahap yang lain juga mempunyai perbedaan. perbedaan-perbedaan
inilah, terutama yang berlangsungnya diantara pembukaan dan penutupan
pembelajaran, yang harus dipahami oleh guru penutup pembelajaran, agar
model-model tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, guru
perklu menguasai dan dapat menerapkan berbagai keterampilan mengajar, agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan belajar
yang menjadi cirri sekolah pada saat sekaran ini.
B.
Model
Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
Menurut
Prabowo dalam Trianto(2009:45), dari kesepuluh tipe tersebut ada tiga model
yang di pandang layak untuk dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan
formal ( pendidikan dasar). Ketiga model ini adalah model keterhubungan (
connected), model jarring laba-laba ( webbed), dan model keterpaduan (
integrated).
1. Model
Keterhubungan ( Connected)
a. Pengertian
Fogarty
( dalam Prabowo, 2000), mengemukakan bahwa model terhubung (connected)
merupakan model integrasi inter bidang studi. Model ini secara
nyatamengorganisasikan atau mengintegrasikan satu konsep, keterampilan, atau
kemampuan yang di tumbuh kembangkan dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok
bahasan yang di kaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok
bahasan atau sub pokok bahasan lain, dalam satu bidang studi. Kaitan dapat
diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian
pembelajaran menjadi lebih bemakna dan efektif.
Dengan
kata lain, bahwa pembelajaran terpadu tipe connected adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya,
mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain, mengaitkan satu keterampilan
dengan keterampilan yang lain, da dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu
dengan hari yang lain atau hari berikutnya dalam satu bidang studi (
Hadisubroto:2000).
b. Keunggulan
dan kelemahan model keterhubungan (Connected)
Beberapa
keunggulan pembelajaran terpadu tipe connected antara lain sebagai berikut :
1) Dengan
pengintegrasian ide-ide inter bidang studi, maka siswa mempunyai gambaran yang
luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
2) Siswa
dapat mengembangan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga
terjadilah proses internalisasi.
3) Mengintegrasikan
ide-ide dalam inter bidang studi memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan
masalah. ( Fogarty, dalam Trianto (2009:46))
Hadisubroto
dalam trianto (2009:47), juga mengemukakan keunggulan dan kelemahan model
connected.
Keunggulannya
adalah :
1) Dengan
adanya hubungan atau kaitan antara gagasan didalam suatu bidang studi,
siswa-siswa mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek
tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam.
2) Konsep-konsep
kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh
siswa.
3) Kaitan-kaitan
dengan sejumlah gagasan didalam suatu bidan studi memungkinkan siswa untuk
dapat mengkonseptualisasi kembali dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
4) Pembelajaran
terpadu model terhubung tidak mengganggu kurikulum yang sedang berlaku.
Kelemahan pembelajaran terpadu tipe
connected antara lain :
1) Masih
kelihatan terpisahnya inter bidang studi.
2) Tidak
mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi pelajaran tetap terfokus
tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi.
3) Dalam
memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.(Fogarty,1991:16).
Kelemahan
model ini adalah berbagai bidang studi masih tetap terpisah dan Nampak tidak
ada hubungan meskipun hubungan-hubungan itu telah disusun secara eksplisit
dalam suatu bidang studi.
Contoh
Pembelajaran Model keterhubungan / terkait ( Connected model ).
1. Tahap
perencanaan.
pada tahap ini guru mencermati standar kompetensi
suatu mata pelajaran untuk menentukan keterkaitan antar kompetensi dasar suatu
mata pelajaran dalam satu tingkat kelas. Kemudian guru menjabarkan standar
kompetensi kedalam indikator.
Contoh :
Pada permendiknas no . 22 tentang KD mata pelajaran
IPS kelas III semester 2 terdapat SK dan KD sebagai berikut :
Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
a. Mengenai
jenis – jenis pekerjaan.
b. Memahami
pentingnya semangat kerja.
c. Memahami
kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.
d. Mengenai
sejarah uang.
e. Mengenai
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
KD tersebut kemudian dijabarkan dalam indikator
sebagai berikut :
a. Mengenai
jenis – jenis pekerjaan.
1) Mengenal
pekerjaan bidang perdagangan.
2) Mengenal
bidang pekerjaan guru.
3) Mengenal
bidang pekerjaan polisi.
b. Memahami
pentingnya semangat kerja.
1) Menjelaskan
pengertian etos kerja.
2) Mengidentifikasi
ciri – ciri semangat kerja.
3) Menjelaskan
pengaruh semangat kerja terhadap kesuksesan bekerja.
c. Memahami
kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.
1) Mengidentifikasi
kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.
2) Mengenal
jual beli kebutuhan sehari – hari.
d. Mengenal
sejarah uang.
1) Mengenal
sistem barter.
2) Mengenal
alat tukar emas dan perak.
3) Mengenal
alat tukar logam.
e. Mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
1) Mengenal
berbagai nilai mata uang.
2) Mengenal
manfaat mata uang.
3) Memecahkan
masala yang menggunakan uang.
Dari penjelasan SK dan KD kedalam indikator, guru
menentukan tema. Misalkan tema yang diambil adalah belanja. Dalam hal ini guru
perlu menyusun dan merencanaka pembelajaran yang mengaitkan belanja dengan
materi keterhubungan indikator dalam mata pelajaran IPS dikelas III semester 2.
Dengan demikian alternatif bagan dari tema dan sub tema yang diambil dapat
disajikan sebagai berikut :

Aktivitas yang akan dilaksanakan dapat direncanakan
menjadi beberapa kali pertemuan yang meliputi 4 kegiatan. Dalam satu kegiatan
dapat dilaksanakan beberapa kali pertemuan tergantung kepadatan dan ketuntasan dari materi yang
ingin dicapai. Pada setiap kegiatan guru dapat melaksanakan penilaian baik
proses maupun akhir kegiatan. Sebagai contoh dapat direncanakan sebagai berikut
:
1) Kegiatan
1.
Dalam kegiatan ini guru merencanakan pelaksanaan
pembelajaran untuk memperkenalkan pekerjaan bidang perdagangan.
2) Kegiatan
2.
Dalam kegiatan ini guru mengenalkan kegiatan jual
beli untuk kegiatan sehari – hari. Siswa diajak mengidentifiksai kegiatan jual
beli dilingkungan rumah dan sekolah serta mengenal jual beli kebutuhan sehari –
hari.
3) Kegiatan
3.
Dalam kegiatan ini guru melaksanakan pembelajaran
untuk mengenalkan nilai mata uang : misal lima ribuan , ribuan, lima ratusan
dan ratusan serta manfaat dari uang antara lain untuk jual beli. Media yang
harus disiapkan ialah uang – uangan atau model peraga mata uang yang nilainya
lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan.

Pada tahap ini diperkenalakn pula nilai tukar mata
uang. Contoh : 1 lembar lima ribuan ditukar menjadi 5 lembar ribuan, 1 lembar
ribuan ditukar menjadi 2 lembar / 2 keping lima ratusan dan setterusnya.


2. Tahap
pelaksanaan.
Untuk contoh tahap pelaksanaan pada penulisan ini
hanya akan dibahas mengenai kegiatan 4 saja yaitu kegiatan yang merupakan gabungan
dari pengetahuan dan keterampilan pada kegiatan 1 sampai dengan 3 pada tahap
perencanaan yang dibahas diatas :
a. Metode
/ strategi.
Kegiatan pemnbelajaran pada tahap ini adalah bermain
peran untuk melakukan kegiatan jual – beli kegiatan sehari – hari . oleh karena
itu , metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode demonstrasi.
b. Skenario
KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ).
Dengan bermain peran siswa seakan –akan bermain,
tetapi sebetulnya siswa juga berpikir dan bertindak , yaitu siswa menjadi pembeli,
penjual, mengidentifikasi kebutuhan yang ingin dibeli, mengkalkulasi
keseimbangan uang yang dimiliki dengan barang yang akan dibeli dan tukar
menukar nilai mata uang.
Kegiatan belajar mengajar dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1) Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 4
sampai dengan 5 orang . pembagian tugas setiap kelompok diatur sebagai berikut
:
Tiga orang sebagai pembeli, 1 orang sebagai penjual,
dan 1 orang sebagai pengamat. Tugas pengamat adalah mengamati proses terjadinya
jual beli barang-barang, penghitungan barang yang di beli, penghitungan harga,
pembayaran dan pengembalian. Mengingat tugas pengamat yang begitu penting, maka
siswa yang ditunjuk sebagai pengamat ini harus mempunyai kelebihan pengetahuan
dan keterampilan di banding teman yang lain. Siswa yang bertugas sebagai
penjual dan pembeli dapat bergantian dalam proses jual beli pada 1 periode yang
telah di tentukan sampai selesai.
2) Setiap
siswa yang bertugas sebagai pembeli diberi sejumlah uang yang telah di tentukan
misal Rp 5.000,00 untuk dibelikan sejumlah barang yang mereka inginkan, dan
harapkan uang yang di punyai tidak di habiskan atau masih ada uang kembali.
Penjual juga di beri modal berupa barang-barang yang di jual dan mata uang yang
bernilai kecil sebagai uang kembalian.
3) Bila
transaksi periode 1 telah selesai maka dapat di lanjutkan ke periode 2, dengan
cara mengganti peran petugas penjual menjadi pembeli.
Sedangkan salah satu pembeli berganti peran penjual.
Kegiatan ini diteruskan sehingga masing-masing siswa pernah bertugas sebagai
pembeli maupun penjual.
c. Media
Media yang dapat di gunakan dalam pembelajaran ini
adalah barang-barang bekas kebutuhan sehari-hari, seperti botol bekas, botol
bedak bayi, botol minyak kayu puti, atau bungkus makanan anak-anak.
d. Penilaian
Dalam pembelajaran ini guru bekerja bersama-sama
dengan pengamat untuk membantu individu maupun kelompok dalam melaksanakan
tugasnya. Guru secara terus-menerus melakukan pengamatan dan penilaan baik
secara individu maupun kelompok. Aspek-aspek penilain dapat berupa :
1) Partisipasi
masing-masing siswa dalam kerja kelompok
2) Kekompokkan
kelompok
3) Produktivitas
kelompok
4) Toleransi
dan sikap
5) Penggunaan
bahasa dalam komunikasi .
Teknik yang di gunakan dalam menarik kesimpulan
penilaian dapat beragam misalnya melalui :
Daftar chek, pengamatan, penyajian laporan secara
individu dari pengalaman siswa menjadi pembeli maupun penjual, maupun tes
tertulis setelah proses pembelajaran selesai.
2.
Model Jaring Laba-Laba
(Webbed)
a.
Pengertian
Pembelajaran terpadu model Webbed
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dinilai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan
dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi
sesame guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya
dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema
ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.

b.
Kelebihan model jaring
laba-laba (Webbed)
Kelebihan dari model jarring
laba-laba (Webbed), meliputi
1)
Penyeleksian tema
sesuai dengan minat akan memotifasi anak untuk belajar.
2)
Lebih mudah dilakukan
oleh guru yang belum berpengalaman.
3)
Memudahkan perencanaan.
4)
Pendekatan tematik
dapat memotivasi siswa.
5)
Memberikan kemudahan
bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan yang ide-ide berbeda yang
terkait.
c.
Kekurangan nya yaitu:
1)
Sulit dalam menyeleksi
tema.
2)
Cenderung untuk
merumuskan tema yang dangkal.
3)
Dalam pembelajaran guru
lebih meusatkan perhatian pada kegiatan dari padapengembangan konsep.
Contoh Pembelajaran Model Jaring Laba-Laba (Webbed
Model)
Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba
guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar mata
pembelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembelajaran yang mengintegrasikan
materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi
pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain.
1. Tahap
Perencanaan
Langkah perancangan
pembelajaran tematik adalah langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam perancangan pembelajaran yang
berorientasi dalam pembelajaran tematik. Langkah persiapan pembelajaran tematik
meliputi pemetaan kompetensi dasar pada tema, menentukan tema sentral, pemetaan
pokok bahasan, penentuan alokasi waktu, perumusan tujuan pembelajaran,
penentuan alat dan media pembelajaran, dan perencanaan evaluasi. Berikut ini
adalah contoh merencanakan pembelajaran tematik model jaring laba-laba yang
dimulai dari penjabaran kompetensi dasar beberapa mata pelajaran di kelas I ke
dalam indikator:
IPA
Mengenal bagian-bagian
tubuh dan kegunaannya
a. Menyebutkan
nama bagian-bagian tubuh
b. Menceritakan
kegunaan bagian-bagiab tubuh
c. Menyebutkan
anggota gerak tubuh
Bahasa Indonesia
Memperkenalkan diri
sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
a. Menyebutkan
nama orang tua dan saudara kandung
b. Menanyakan
data diri dan nama orang tua serta saudara teman sekelas
Matematika
Membilang banyak benda
a. Membilang
atau menghitung secara urut
b. Menyebutkan
banyak benda
c. Membandingkan
dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sama
banyak
IPS
Mengidentifikasi
identitas diri, keluarga dan kerabat
a. Menyebutkan
nama lengkap dan nama panggilan
b. Menyebutkan
nama ayah, ibu, saudara, dan wali
c. Menyebutkan
alamat tempat tinggal
d. Menyebutkan
angota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
Kewarganegaraan
Menjelaskan perbedaan
jenis kelamin, agama dan suku bangsa
a. Menyebutkan
berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga
Pendidikan Agama Islam
Membiasakan perilaku
terpuji
a. Membiasakan
perilaku jujur
b. Membiasakan
perilaku bertanggungjawab.
Setelah menjabarkan KD
ke dalam indikator guru menetukan tema sentral dan memetakan keterhubungan
antar mata pelajaran dengan tema sentral serta menentukan pokok bahasan.
Berikut ini adalah pemetaan pokok bahasan antar mata pelajaran dengan tema
sentral.
Tema : Keluargaku
IPA
a. Pertumbuhan
dalam keluarga
b. Mengamati
pertumbuhan dalam keluarga
Bahasa Indonesia
a. Memperkenalkan
anggota keluarga
b. Keterampilan
membaca dan menulis dengan tema keluarga
c. Mendengar
cerita tentang keluarga
d. Bermain
peran
e. Keterampilan
berbicara
Matematika
a. Menghitung
jumlah anggota keluarga
b. Membuat
silsilah keluarga
IPS
a. Menyebutkan
nama ayah, ibu, saudara, dan wali
b. Menyebutkan
alamat tempat tinggal
c. Menyebutkan
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
Kewarganegaraan
a. Perbedaan
jenis kelamin dalam keluarga
b. Nilai
ketertiban, kasih sayang, dan menghormati dalam keluarga
Pendidikan Agama Islam
a. Berperilaku
jujur kepada orang tua, adik, kakak, dan anggota keluarga
b. Bertanggung
jawab kepada orang tua, adik, kakak, dan anggota keluarga
2. Tahap
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
dicontohkan kegiatan-kegiatan secara garis besar.
a. Kegiatan
1
Memberi makna pada hasil pengamatan, menggunakan
informasi dari hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan, menerangkan
bagian-bagian tubuh misalnya mata, telinga, hidung, lidah, kulit, dan gigi,
menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh yang diamati, menentukan cara hidup
sehat.
b. Kegiatan
2
Pembelajaran dimulai dengan menyebutkan data diri
(nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal). Dengan kalimat sederhana,
menyebutkan nama orang tua dan saudara kandung, menanyakan data diri dan nama
orang tua serta saudara kandung teman.
Sekelas, menyebutkan nama anggota badan dan
kegunaannya dengan kalimat sederhana, mengamati gambar tentang keluarga,
bertanya jawab tentang makna gambar, membaca nyaring (didengar siswa lain)
kalimat demi kalimat dalam paragraf serta menggunakan lafal dan intonasi yang
tepat sehingga dapat dipahami orang lain, mengenali huruf-huruf dan membacanya
sebagai suku kata, kata, dan kalimat sederhana, membaca penggalan cerita dengan
lafal dan intonasi yang benar, menggerakkan telunjuk untuk membuat berbagai
bentuk garis dan lingkaran, memegang alat tulis dan menggunakannya dengan
benar.
c. Kegiatan
3
Kegiatan pembelajaran meliputi membilang atau
menghitung secara urut jumlah anggota keluarga, menyebutkan anggota keluarga,
membandingkan dua anggotta keluarga melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit
atau sama banyak, dan membaca dan menulis lambang bilangan dengan tema
keluarga.
d. Kegiatan
4
Pembelajaran mengajak siswa mengamati gambar tentang
keluarga. Kemudian bertanya jawab tentang nama-nama anggota keluarga,
mendeskripsikan kasih sayang anggota keluarga, menceritakan pengalaman diri,
menceritakan kasih sayang antar anggota keluarga, dan menunjukkan sikap hidup
rukun dalam kemajemukan keluarga.
e. Kegiatan
5
Pembelajaran dimulai dengan diskusi kelas membahas
kasih sayang keluarga, mengidentifikasi macam-macam contoh keperbedaan, seperti
perbedaan jenis kelamin, menceritakan kasih sayang keluarga, memberikan contoh
hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah, dan menerapkan hidup
rukun di rumah dan di sekolah.
f. Kegiatan
6
Dalam pembelajaran siswa diminta memilih gambar
sesuai dengan anggota keluarganya, siswa menceritakan kebiasaan keluarga yang
dilakukan bersama, seperti jujur, santun, dan kasih sayang dan menceritakan
tugas dan tanggung jawab anggota keluarga.
3. Model
Keterpaduan (Intergrated)
a. Pengertian.
Model ini merupakan pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan
dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas
kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang
tindih di dalam beberapa bidang studi. Pada model ini tema yang berkaitan dan
tumbang-tindih meruapakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru
dalam tahap perencanaan program.
Pembelajaran terpadu intregrated (keterpaduan) adalah tipe
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi,
menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan
menemukan kerampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpng-tindih dalam
beberapa bidang studi (Fogarty dalam Trianto (2009:49)).
Pada tahap awal ini hendaknya
membentuk tim antar bidang studi untuk menyeleksi konsep, keteampilan dan sikap
yang akan dibelajarkan dalam satu semester tertentu untuk beberapa bidang
studi.nlangkah berikutnya dipilih beberapa konsep, keteampilan dan sikap yang
mempunyai keterhubungan yang erat dan tumbang tindih diantara beberapa bidang
studi.
Fokus pengintegrasian pada sejumlah
keteampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya
dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian. Keterampilan belajar itu
menurut Fogarty dalam Trianto (2009:49) meliputi keterampilan befikir (thingking skil)l,keterampilan sosial (social skill), danketampilan
mengorganisir (organizing skill).

b. Kelebihan
model Keterpaduan (Intergrated)
Tipe keterpaduan memiliki kelebihan
yaitu :
1) Adanya
kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan memfokuskan pada isi
pelajaran, strategi berfikir, keterampilan social dan ide-ide penemuan lain,
satu pelajaran dapat mecakup banyak dimensi, sehingga siswa semakin diperkaya
dan berkembang.
2) Memotivasi
siswa dalam belajar.
3) Tipe
terintegrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang terpenting dalam
satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk bekerja dengan guru
lain. Dalam tipe ini, guru tidak perlu mengulang kembali materi yang tumpang
tindih, sehingga tercapailah efisiensi dan efektifitas pembelajan.
c. Kekurangan
tipe integrated antara lain :
1) Teletak
pada guru, yaitu guru harus mengerti konsep, sikap, dan keterampilan yang
diprioritaskan.
2) Sulitnya
menerapkan tipe ini secara penuh.
3) Tipe
ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaanya, maupun
pelaksanaannya.
4) Pengintegrasian
dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya sumber
belajar yang beraneka ragam.
d. Prinsip
Dasar Model Pembelajaran Integrated
Menurut
Ujang Sukandi, dkk (2001:109), pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual,
dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan dunia siswa, dan ada
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi
yang beragam dari beberapa materi pelajaran.
Menurut Ujang Sukandi, dkk. secara umum prinsip-prinsip
pembelajaran terpadu dengan diklasifikasikan menjadi :
1) Prinsip penggalian tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip
utama (fokus) dalam pembelajaran terpadu. Tema-tema yang saling tumpang tindih
dan ada keterkaitan dengan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dalam
penggalian tema ini terdapat beberapa persyaratan, diataranya:
a) Tema hendaknya
tidak terlalu luas, dan mudah untuk dipadukan dengan banyak mata pelajaran.
b) Tema harus bermakna dan tema
tersebut harus memberikan bekal untuk belajar selanjutnya.
c) Tema harus sesuai dengan tingkat
perkembangan psikologis anak.
d) Tema yang berkembang harus mewadahi
sebagian besar minat anak.
e) Tema yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang
waktu belajar.
f) Tema yang dipilih harus
mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas
relevansi).
g) Tema yang dipilih hendaknya juga
mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2) Prinsip pengelolaan pembelajaran
Pengelolaan
pembelajaran akan optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam
keseluruhan proses sebagai fasilitator dan moderator. Menurut Prabowo [2000], bahwa guru
dapat berlaku sebagai berikut:
a) Guru hendaknya
jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam
proses belajar mengajar.
b) Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok.
c) Guru perlu
mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan.
3) Prinsip Evaluasi
Terdapat
beberapa langkah-langkah positif dalam pelaksanaan evaluasi yang tedapat pada
pembelajaran terpadu ini, diantaranya: Memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan evaluasi diri (Self evaluation/ self assesment ) di samping
bentuk evaluasi lainnya.
4)
Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (Nurturant
effect) yang penting bagi pelaku secara sadar belum tersentuh oleh guru
dalam KBM. Karena itu guru di tuntut agar mampu merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan
pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa
serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kasatuan yang utuh
dan bermakna. Dalam hal-hal yang seperti ini dan guru hendaknya menemukan
kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan
e. Implementasi Model Pembelajaran Integrated
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 secara tegas mengatakan pembelajaran
pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Wacana perubahan pada kurikulum 2013 semua kelas pada sekolah
dasar menggunakan pendekatan tematik integratif. Penerapan model tematik
integratif tidak meninggalkan model dan metode pembelajaran yang lain. Tematik
integratif merupakan model payung. Strategi pembelajaran lain yang bertujuan
untuk meningkatkan kecakapan tertentu tetap dilaksanakan dengan pendekatan
tematik integratif. Penerapan untuk kelas rendah (1, 2, dan 3) Sekolah Dasar
dilakukan dengan pendekatan tematik webbed jaring labang-laba. Kelas atas (4, 5, dan 6) dengan pendekatan integrated atau terpadu beberapa mata pelajaran.
Persoalan yang muncul selama ini dalam penerapan pembelajaran tematik
integratif adalah ketidakberanian dan kegamangan guru dalam menerapkan tematik
integratif selain pendekatan standar isi yang masih pendekatan mata pelajaran
juga karena kurangnya pengetahuan. Penerapan pendekatan tematik integratif
membutuhkan persiapan dan kompetensi yang memadai. Clark (2005) menjelaskan
untuk merancang dan melaksanakan kurikulum integartif diperlukan syarat-syarat
sebagai berikut: 1) filosofi; 2) mengembangkan staf; 3) komunitas pembelajar
yang mendukung (supportive learning communities); dan 4) Kepemimpinan yang
berdedikasi.
1)
Filosofi, perencana dan pelaksana kurikulum harus memahami
filosofi dan teori yang melandasi pembelajaran integratif dan berpusat pada
siswa; dan filofosi dan teori materi pelajaran. Penerapan sebuah metode pembelajaran
harus didasari pada teorinya. Penguasaan filosofi dan teori yang kuat, memberi
keyakinan keberhasilan pelaksanaannya. Perencanaan pembelajaran yang dimulai
dari merumuskan indikator pembelajaran sebagai penjabaran standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD) membutuhkan penguasaan filosofi dan teori atau
isi mata pelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan memperhatikan isi
materi, pencapaian kecakapan dan perilaku (afektif), serta ranah psikomotor.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan menyiapkan strategi pembelajaran
yang tepat membutuhkan pemahaman terhadap strategi tersebut.
Contoh penerapan model pembelajaran integrated di
kelas 1
Perumusan indikator
pembelajaran memerlukan kecermatan untuk tidak meninggalkan keluasan dan kedalaman
materi; berpikir tingkat tinggi; kecakapan afektif dan psikomotor; dan
pendidikan karakter. Perumusan indikator pembelajaran didahului dengan
melakukan pemetaan materi yang diawali dari tema.
Tema
: Diri Sendiri
Isi Materi :
Nama
Anggota tubuh
Jenis kelamin
Kesukaan terhadap warna
Kesukaan terhadap benda
Alamat rumah
Kesukaan terhadap makanan
Berdasarkan materi yang tercantum pada di atas dan dari esensi
diri pribadi, dan taksonomi tujuan pembelajaran Bloom (Anderson dan Krathwohl,
2001) indikator pembelajaran yang dapat didiskusikan sebagai berikut :
1)
menyebutkan nama sendiri dengan pelafalan dan intonasi yang benar.
2)
mendiskusikan dengan teman sebangku bagian anggota tubuh.
3)
menghitung jumlah anggota tubuh dan benda yang menempel pada
tubuhnya.
4)
memerinci waktu bangun pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah,
dan tidur malam.
5)
membandingkan ciri-ciri diri sendiri dengan teman lainnya.
6)
mengidentifikasi, menyusun dan menjiplak huruf-huruf penyusun namanya
Contoh penerapan model pembelajaran integrated di
kelas 4
Penerapan model pembelajaran
integrated (terpadu) memadukan SK/KD masing-masing mata pelajaran yang saling
terhubung untuk membangun suatu topik utama. Gabungan dari masing-masing KD
menjadi dasar dalam menentukan indikator pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.Ambil contoh kelas IV untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA,
IPS, dan Matematika.
1)
KD Bahasa Indonesia:
Menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang
cara membuat sesuatu (menulis).
2)
KD IPA:
Mendeskripsikan hubungan antara struktur
kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
3)
KD IPS:
Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
4)
KD Matematika:
Melakukan operasi perkalian dan pembagian.
KD Gabungan yang dapat didiskusikan adalah:
Menulis petunjuk penggunaan alat peraga struktur kerangka tubuh
manusia dan fungsinya, dan menemukan skala antara alat peraga dengan rata-rata
tinggi badan siswa.
2)
Mengembangkan staf. Staf dalam konteks ini adalah semua pemangku
kepentingan pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas
Pendidikan, LPMP, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga
Kependidikan. Pada tataran pelaksanaan kegiatan persekolahan sehari-hari, yang
terlibat secara langsung adalah LPMP (khususnya Widyaiswara); Pengawas Sekolah;
Kepala Sekolah; dan Guru. Keempat unsur ini dituntut menguasai filosofi dan
teori pembelajaran tematik integratif, dan strategi pembelajaran dari sisi
keluasan dan kedalamannya. Mekanisme pemeliharaan dan pengembangan kompetensi
yang seiring dengan jabatan fungsional yang diembanya dilakukan secara
sistematis.
3)
Komunitas Pembelajaran yang Mendukung (supportive learning
communities). Sekolah sebagai organisasi dituntut untuk menjadi organisasi
pembelajar (learning organisation).
4)
Kepemimpinan yang berdedikasi. Peran pemimpin dalam sebuah
organisasi adalah: menciptakan visi, membangun tim, memberikan
penugasan, mengembangkan orang, dan memotivasi anak buah (Arjanti, 2012).
f.
Langkah-langkah
Penerapan Model Pembelajaran Integrated
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan proses
belajar mengajar sebagaiunsur inti dari aktivitas pembelajaran, yang dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam
perencanaan sebelumnya. Secara prosedural langkah-langkah kegiatan yang
ditempuh diterapkan ke dalam tigalangkah sebagai berikut:
1.
Kegiatan awal/
pembukaan (opening)
Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah:
Pertama, untuk menarikperhatian
siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan siswabahwa materi
atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untukdirinya; melakukan
hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa; melakukan interaksiyang menyenangkan.
Kedua, menumbuhkan motivasi
belajar siswa, yang dapatdilakukan dengan cara seperti membangun suasana akrab
sehingga siswa merasadekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara
kekeluargaan; menimbulkanrasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk
mempelajari suatu kasus yangsedang hangat dibicarakan; mengaitkan materi
atau pengalaman belajar yang akandilakukan dengan kebutuhan siswa.
Ketiga, memberikan acuan atau
rambu-rambutentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan
dengan caraseperti mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang
harusdilakukan dalam hubungannya dengan pencapian tujuan (Sanjaya,
W., 2006:41).
2.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan
kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan
pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan
menggunakan multi metode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman
belajar yang bermakna. Pada waktu penyajian dan pembahasan tema, guru
dalam penyajiannya sehendaknya lebih berperan sebagai fasilitator
(Alwasilah:1988). Selain itu guru harus pula mampu berperan sebagai
model pembelajar yang baik bagi siswa. Artinya guru secara aktif
dalam kegiatan belajar berkolaborasi dan berdiskusi dengan siswa dalam
mempelajari tema atau sub tema yang sedang dipelajari. Peran inilah yang
disebutkan oleh Nasution (2004: 4) sebagai suatu aktivitas mengorganisasi
dan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
sehingga terjadi proses belajar.
Dengan demikian pada langkah kegiatan inti guru
menggunakan strategi pembelajaran dengan upaya menciptakan lingkungan belajar
sedemikian rupa agarmurid aktif mempelajari permasalahan berkenaan dengan
tema atau subtema. Pembelajaran dalam hal ini dilakukan melalui berbagai
kegiatan agar siswa mengalami, mengerjakan, memahami atau disebut dengan
belajar melalui proses (Wijaya, dkk: 1988: 188). Untuk itu
maka selama proses pembelajaran siswa mengamati obyek nyata
berupa benda nyata atau lingkungan sekitar, melaporkan hasil pengamatan,
melakukan permainan, berdialog, bercerita, mengarang, membaca sumber-sumber bacaan,
bertanya dan menjawab pertanyaan, serta bermain peran. Selama proses
pembelajaran hendaknya guru selalu memberikanumpan agar anak berusaha mencari
jawaban dari permasalahan yang dipelajari. Umpan dapat diberikan guru melalui
pertanyaan-pertanyaan menantang yang membangkitkan anak untuk berfikir dan
mencari solusi melalui kegiatan belajar.
3.
Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan
pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan
guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru
dalam menutup pembelajaran adalah meninjau kembali dan mengadakan evaluasi
pada akhir pembelajaran. Dalam kegiatan meninjau kembali
dapat dilakukan dengan merangkum inti pelajaran atau membuat
ringkasan. Sedangkan dalam kegiatan evaluasi, guru dapat menggunakan
bentuk-bentuk mendemontrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide-ide baru pada
situasi lain, mengekspresikan pendapat murid sendiri atau mengerjakan soal-soal
tertulis (Hadisubroto dan Herawati; 1998 517). Berkaitan dengan
evaluasi Vogt (2001:7) menyebutkan bahwa assessment dapat dilaksanakan secara kolaboratif
dan sportif antara siswa dan guru. Assessment dapat dilakukan
secara formal maupun informal. Formal assessment dapat
berupa tes khusus seperti membaca, menulis dan penggunaan bahasa,
sedangkan informal assessment berkaitan dengan kemajuan siswa yang dapat dilakukan
melalui catatan anekdot, observasi, diskusi kelompok, refleksi dan laporan
kelompok belajar. Self assessment bagi siswa akan membantu untuk dapat
mengukur kemajuan diri. Mereka juga dapat mengetahui apa yang telah mereka
pelajari. Caranya dapat menggunakan checklist, refleksi
tertulis, journal.
Daftar Pustaka
-
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.
Jakarta : Prestasi Pustakarya.
-
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep,
Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta
: Bumi Aksara.
-
Hadisubroto, Tisno.
Herawati, Ida, Siti. 1998. Buku Materi
Pokok Pembelajaran Terpadu. Jakarta.
-
Latief, Zainuar, dkk.
1997. Bahan Ajar, Pembelajaran Terpadu.
Padang.
B.
RPP
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : IV/2
Tema : 8. Daerah Tempat
Tinggalku
Subtema : 1.Lingkungan Tempat
Tinggalku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 6 X 35 Menit
A. Kompetensi Inti
1.
Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3.
Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4.
Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar Dan
Indikator
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
3.9. Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks
fiksi.
4.9.
Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
secara lisan, tulis, dan visual.
Indikator:
3.9.1. Menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks cerita fiksi
4.9.1. Menceritakan kembali teks cerita fiksi yang dibaca dengan bahasa
sendiri
4.9.2.
Menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi
IPA
Kompetensi Dasar:
3.4. Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan
sekitar.
4.4. Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
Indikator :
3.4.1. Menyebutkan pengertian gaya dan gerak.
3.4.2. Menjelaskan perbedaan gaya dan gerak
4.4.1. Menjelaskan hubungan gaya dengan gerak secara lisan
4.4.2. Menyajikan hasil percobaan secara tertulis hubungan gaya dengan
gerak.
C.
Tujuan Pembelajaran
1.
Dengan kegiatan membaca
teks cerita fiksi, siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam
teks cerita fiksi dengan tepat.
2.
Dengan kegiatan membaca teks cerita
fiksi, siswa dapat menceritakan
kembali teks cerita fiksi dengan artikulasi jelas,
ekspresif, intonasi tepat, dan penuh percaya
diri.
3.
Dengan kegiatan mencari
informasi, siswa dapat
menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi dengan benar.
4.
Dengan kegiatan
mengamati gambar, siswa dapat menyebutkan
pengertian gaya dan gerak dengan benar.
5.
Dengan kegiatan percobaan, siswa dapat menjelaskan hubungan gaya dengan gerak
dengan tepat.
6.
Dengan kegiatan percobaan, siswa dapat
menyajikan hasil percobaan secara
tertulis tentang hubungan gaya dengan gerak dengan tepat.
7.
Dengan berdiskusi,
siswa dapat menjelaskan
perbedaan gaya dan gerak dengan tepat.
D.
Materi
Pembelajaran
Ø
Unsur instrinsik teks cerita fiksi (Tokoh)
Ø
Hubungan gaya dengan gerak
E.
Metode
Pembelajaran
1.
Metode : ceramah,
eksperimen, penugasan, pengamatan, tanya jawab, dan diskusi.
2.
Model
: Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah :
Fase 1 :
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Fase 2 :
Menyajikan informasi
Fase 3 :
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Fase 4 :
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5 :
Evaluasi
Fase 6 :
Memberikan penghargaan
F.
Media,
Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.
Media/Alat : Kamus bahasa Indonesia, Meja, Gambar, Infokus dan
slide power point.
2.
Sumber Belajar :
Kurikulum
2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Subekti, dkk. 2016. Buku Guru Kelas IV Tema 8
“Daerah
Tempat Tinggalku”.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Subekti, dkk. 2016. Buku Siswa Kelas IV Tema 8
“Daerah
Tempat Tinggalku”.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G.
Langkah-langkah
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
· Siswa berdoa di pimpin oleh
guru atau salah satu siswa yang ditunjuk.
· Guru mengecek kehadiran
siswa.
· Guru menyampaikan tema yang
akan dibelajarkan hari ini yaitu “Daerah Tempat Tinggalku” dengan subtema “Lingkungan Tempat
Tinggalku”.
· Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
· Pada awal pembelajaran, guru
mengondisikan siswa secara klasikal dengan mengajukan pertanyaan: a. Apa kamu senang membaca cerita?
b.
Apa cerita yang pernah kamu baca?
c.
Apa cerita yang terkenal dilingkungan tempat tinggalmu?
·
Siswa menyampaikan jawaban atas pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
·
Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan
tulisan dalam balon kalimat dengan suara nyaring.
· Guru membacakan narasi pada
buku siswa.
|
|
Kegiatan Inti
|
Kegiatan I
·
Siswa diminta untuk membaca cerita Asal Mula
Telaga Warna di dalam hati.
·
Guru memberi batasan waktu 5-10 menit kepada
siswa untuk membaca dan memahami isi cerita.
·
Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada buku siswa.
Alternatif jawaban yang diharapkan :
1.
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita yaitu Raja,
Permaisuri, Putri Raja, dan rakyat.
2.
Raja melakukan pertapaan di hutan.
3.
Hadiah yang disiapkan Raja dan Permaisuri
untuk ulang tahun putrinya adalah kalung terbuat dari untaian permata
berwarna-warni.
4.
Permaisuri bersedih dan menangis karena
putrinya tidak mau menerima kalung yang telah disiapkannya sebagai hadiah
ulang tahun. Saat Permaisuri akan memakaikan kalung itu di leher putrinya,
Putri menepis tangan Permaisuri sehingga kalung jatuh dan permata-permatanya
tercerai berai di lantai.
5.
Sifat Putri dalam cerita tersebut yaitu tidak
menghargai pemberian orang lain, tidak sopan, dan kasar. Sifat-sifat tersebut
tampak ketika Putri tidak menyukai kalung hadiah dari Raja dan Permaisuri.
·
Guru mengajak siswa membahas jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan pada buku siswa.
·
Guru meminta siswa menyampaikan jawabannya.
·
Guru memberi kesempatan kepada siswa lain jika
ada jawaban berbeda.
·
Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi jawaban
siswa.
·
Setelah siswa membaca, memahami, dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan cerita, siswa diminta menceritakan kembali
cerita Asal Mula Telaga Warna dengan bahasanya sendiri.
·
Guru menjelaskan teks cerita Asal Mula Telaga
Warna adalah salah satu contoh dari teks cerita fiksi.
·
Siswa mencari informasi bersama teman sebangkunya
tentang pengertian cerita fiksi dan ciri-cirinya.
·
Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil
pencariannya di depan teman atau kelompok lain.
·
Guru memberikan kesempatan kepada teman atau
kelompok lain untuk bertanya.
·
Siswa menjawab pertanyaan teman atau kelompok
lain sesuai pengetahuan dan pemahamannya.
·
Guru memberikan penegasan atas jawaban yang
berbeda.
· Siswa dan guru memberikan
contoh lain untuk memantapkan konsep tentang pengertian dan ciri-ciri cerita
fiksi.
Kegiatan II
Model Pembelajaran Kooperatif
· Siswa diminta memabaca
narasi pada buku siswa (Fase 1)
·
Guru menjelaskan bahwa banyak sarana umum di
lingkungan tempat tinggal, misalnya taman bermain untuk anak.
·
Siswa diminta mengamati gambar. (Fase 2)
·
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, ”Apa yang dilakukan
Udin pada gambar di sebelah kiri?” dan ”Apa yang dilakukan Udin pada
gambar disebelah kanan?”
·
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai hasil
pengamatannya.
·
Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi jawaban
siswa, meskipun jika terdapat jawaban nyeleneh.
·
Guru menjelaskan kepada siswa bahwa Udin
melakukan tarikan dan dorongan terhadap ayunan. Tarikan dan dorongan yang
diberikan Udin disebut gaya. Karena ayunan diberi gaya oleh Udin, ayunan
itupun bergerak.
·
Siswa diminta membaca pengertian gaya dan
gerak pada buku siswa.
·
Guru menampilkan video terkait gaya berupa
tarikan dan dorongan
·
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya
jawab tentang pengertian gaya dan gerak jika belum paham.
·
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan
anggota 3-4 orang (Fase 3)
·
Siswa diminta untuk melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya
tarikan dan dorongan terhadap arah gerak benda.
·
Siswa melakukan percobaan menggunakan alat
berupa meja.
·
Siswa mengikuti langkah kegiatan pada buku
siswa saat melakukan percobaan.
·
Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan (Fase 4)
·
Siswa diminta untuk mengisi LKS yang
diberikan oleh guru berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan.
·
Setelah siswa melakukan percobaan tentang gaya
dan gerak, siswa berdiskusi bersama anggota kelompoknya tentang perbedaan gaya dan gerak.
·
Siswa menuliskan hasil diskusinya.
·
Siswa diminta mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelompok lain.
·
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk bertanya kepada kelompok yang tampil. (Fase 5)
· Guru mengonfirmasi dan
mengapresiasi jawaban semua kelompok. (Fase
6)
|
|
Penutup
|
· Guru mengulas kembali
kegiatan yang sudah dilakukan dan meminta siswa melakukan refleksi dari
kegiatan yang baru saja mereka lakukan
dengan menjawab pertanyaan:
a.
Apa yang kamu pahami
tentang cerita fiksi?
b.
Apa ciri-ciri cerita
fiksi?
c.
Apa yang dimaksud
dengan gaya?
d.
Apa yang dimaksud
dengan gerak?
e.
Apa yang membedakan
gaya dan gerak ?
·
Guru mengidentifikasi dan menganalisis jawab
masing- masing siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa
mengenai cerita fiksi, gaya, dan gerak.
·
Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
bersama orang tua.
·
Mengajak semua siswa untuk berdoa menurut
agama dan kepercayaan masing-masing.
·
Guru memberikan pesan moral.
· Guru mengucapkan salam.
|
H.
Penilaian
1. Teknik
penilaian
a. Penilaian
sikap : percaya diri dan berkerjasama
b. Penilaian
pengetahuan : tes tertulis
c. Penilaian
keterampilan : unjuk kerja
2.
Bentuk instrumen
penilaian
a.
Penilaian Sikap
No
|
Nama Siswa
|
Perubahan Tingkah Laku
|
|||||||
Percaya Diri
|
Bekerja sama
|
||||||||
BT
|
MT
|
MB
|
SM
|
BT
|
MT
|
MB
|
SM
|
||
b.
Penilaian Pengetahuan
1)
Menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan dengan teks cerita
fiksi “Asal Mula Telaga Warna.
2)
Menjawab pertanyaan
dari hasil percobaan tentang pengaruh tarikan dan dorongan.
c.
Penilaian Keterampilan
1)
Bahasa Indonesia
Rubrik Mencari Informasi Tentang Cerita Fiksi
Aspek
|
Baik Sekali
|
Baik
|
Cukup
|
Perlu Bimbingan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
Isi
dan Pengetahuan
Informasi
yang termuat dalam tulisan.
Tokoh-tokoh
dalam cerita fiksi
Pengertian
cerita fiksi. Ciri-ciri cerita fiksi.
|
Berisi
informasi tentang tokoh-tokoh pengertian, dan ciri-ciri cerita fiksi yang
ditulis secara lengkap , jelas, dan rinci.
|
Berisi
informasi tentang tokoh-tokoh, pengertian, dan ciri-ciri cerita fiksi yang
ditulis lengkap jelas, namun kurang
rinci.
|
Hanya
berisi informasi tentang tokoh-tokoh pengertian cerita fiksi saja atau
ciri-ciri cerita fiksi saja yang ditulis secara lengkap, jelas, dan rinci.
|
Berisi
informasi tentang tokoh-tokoh pengertian, dan ciri-ciri cerita fiksi yang
ditulis tidak lengkap, tidak jelas, dan tidak rinci.
|
Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar:
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar digunakan dalam penulisan.
|
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam
keseluruhan penulisan.
|
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dalam keseluruhan
penulisan.
|
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian
besar penulisan.
|
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian
kecil penulisan.
|
Sikap
|
Kegigihan
dalam mencari informasi, kecermatan, dan ketepatan waktu dalam pemenuhan
tugas yang diberikan, disertai juga dengan kreatifitas dalam bekerja
menunjukkan kualitas sikap yang sangat baik dan terpuji.
|
Kegigihan
dalam mencari informasi, kecermatan, dan ketepatan waktu dalam pemenuhan
tugas yang diberikan menunjukkan kualitas sikap yang sangat baik.
|
Kegigihan
dalam mencari informasi, kecermatan, dan ketepatan waktu dalam pemenuhan
tugas yang diberikan menunjukkan kualitas sikap yang masih dapat terus
ditingkatkan.
|
Kegigihan
dalam mencari informasi, kecermatan, dan ketepatan waktu dalam pemenuhan
tugas yang diberikan menunjukkan kualitas sikap yang masih harus terus
diperbaiki.
|
Keterampilan Penulisan:
Informasi ditulis dengan benar, sistematis dan
jelas, yang menunjukkan keterampilan penulisan yang baik
|
Keseluruhan
hasil penulisan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan
yang sangat baik, di atas rata-rata kelas.
|
Keseluruhan
hasil penulisan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan
yang baik.
|
Sebagian
besar hasil penulisan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan
penulisan yang terus berkembang.
|
Hanya
sebagian kecil hasil penulisan yang sistematis dan benar menunjukkan
keterampilan penulisan yang masih perlu terus ditingkatkan.
|
2)
IPA
Rubrik Penilaian IPA
Aspek
|
Baik Sekali
|
Baik
|
Cukup
|
Perlu Bimbingan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
Isi
dan Pengetahuan Gaya Gerak
|
Menjelaskan
pengaruh gaya terhadap gerak benda berdasarkan hasil percobaan dengan benar
|
Menjelaskan
sebagian besar pengaruh gaya terhadap gerak benda berdasarkan hasil percobaan
dengan benar
|
Menjelaskan
sebagian kecil pengaruh gaya terhadap gerak benda berdasarkan hasil percobaan
dengan benar
|
Belum
dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda berdasarkan hasil
percobaan dengan benar
|
Keterampilan
Laporan Hasil Percobaan tentang Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
|
Menyajikan
laporan hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
berdasarkan hasil percobaan dengan sistematis. Bahasa Indonesia yang baik dan
benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam keseluruhan penulisan.
|
Menyajikan
laporan hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
berdasarkan hasil percobaan dengan cukup sistematis.
|
Menyajikan
laporan hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
berdasarkan hasil percobaan dengan kurang sistematis.
|
Belum
dapat menyajikan laporan hasil percobaan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan secara tertulis berdasarkan hasil percobaan dengan
sistematis.
|
Sikap Rasa Ingin Tahu dan
Berfikir Kritis
|
Tampak
antusias dan mengajukan banyak ide dan pertanyaan selama kegiatan.
|
Tampak
cukup antusias dan terkadang mengajukan ide dan pertanyaan selama kegiatan.
|
Tampak
kurang antusias dan tidak mengajukan ide dan pertanyaan selama kegiatan.
|
Tidak
tampak antusias dan perlu dimotivasi untuk mengajukan ide dan pertanyaan
|
Mengetahui,
Kepala Sekolah
NIP.
|
Padang, Maret 2020
Guru Kelas IV
HAFFIT
MUFARRID, S.Pd.
NIP.
|
BAHAN AJAR
1.
Bahasa Indonesia
Cerita fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan
pengarang. Isi cerita dapat murni berasal dari khayalan pengarang, tetapi juga
dapat berdasarkan pada fakta. Cerita fiksi yang dikarang berdasarkan fakta
diperoleh dari berbagai pengalaman, baik pengalaman diri sendiri maupun
pengalaman orang lain. Kemudian, pengalaman tersebut diolah menjadi bahan
cerita menarik.
Ciri-ciri cerita fiksi:
a.
merupakan cerita
rekaan atau cerita nyata yang diolah oleh pengarang.
b.
bertujuan untuk
menghibur dengan menceritakan suatu peristiwa.
c.
disajikan dalam
alur cerita.
d.
menggunakan
bahasa yang komunikatif.
e.
menggunakan
bahasa tidak baku.
2.
IPA
a.
Pengaruh Gaya
Terhadap Gerak
Saat didorong, meja bergerak. Saat didorong, meja
bergerak ke arah depan. Terdapat perubahan kedudukan meja setelah didorong.
Saat pendorong mendorong meja tanpa perpindahan posisi pendorong, meja bergerak
menjauhi pendorong.
Saat ditarik, meja bergerak. Saat ditarik, meja
bergerak ke arah belakang. Terdapat perubahan kedudukan meja setelah ditarik.
Saat pendorong menarik meja tanpa perpindahan posisi pendorong, meja bergerak
menjauhi pendorong.
·
Pengaruh Gaya terhadap Benda Diam : bola yang
ditendang sehingga berpindah tempat
·
Pengaruh Gaya terhadap Benda Bergerak : meja yang
didorong oleh 2 orang
b.
Perbedaan Gaya dan Gerak
Gaya merupakan kekuatan yang menyebabkan suatu benda
yang dikenai gaya menjadi bergerak, berubah kedudukannya, ataupun berubah
bentuk. Gaya juga dapat diartikan dorongan atau tarikan yang diberikan pada
suatu benda. Sementara itu, gerak merupakan perpindahan kedudukan suatu benda terhadap
benda lain atau tempat asal sebagai akibat benda tersebut dikenai gaya.
Lampiran Media
Gambar
1

Gambar
2 

Gambar
3

LKPD
Nama
Siswa :
Kelas :
Tema :
Tujuan Pembelajaran :
Dengan kegiatan
percobaan, siswa dapat menjelaskan hubungan gaya dengan gerak dengan tepat.
Langkah-Langkah
Kegiatan:
1.
Letakkan meja di
tempat cukup luas.
|
|
2.
Doronglah meja itu.
Amati
yang terjadi pada meja itu.
|
![]() |
3.
Tariklah meja itu.
Amati
yang terjadi pada meja itu.
|
![]() |
Hasil :
Saat meja didorong yang
terjadi adalah ___________________________________________________________________________
Arah meja saat didorong
adalah __________________________________________________________________________
Saat meja ditarik yang
terjadi adalah _________________________________________________________________________
Arah meja saat didtarik
adalah _________________________________________________________________________
Kesimpulan :
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
KUNCI JAWABAN
LKPD
Saat meja didorong yang
terjadi adalah berpindah tempat
Arah meja saat didorong
adalah bergerak ke depan
Saat meja ditarik yang
terjadi adalah berpindah ke tempat semula
Arah meja saat didtarik
adalah bergerak ke belakang
LEMBAR
PENILAIAN
1.
Penilaian Spiritual
No
|
Nama Siswa
|
Berdo’a Sebelum dan Sesudah Belajar
|
Memberi pada Saat Awal Pembelajaran dan Akhir
Pembelajaran
|
Mengucap Syukur ketika Berhasil Mengerjakan Tugas
|
Total Skor
|
Predikat
|
|||||||||
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
1
|
Aldi
Rizki
|
||||||||||||||
2
|
Anisa Sri Utami
|
||||||||||||||
3
|
Budi Irawan
|
||||||||||||||
4
|
Citra Mulia
|
||||||||||||||
5
|
Danu Akbar
|
||||||||||||||
Keterangan:
4 : selalu, apabila selalu melakukan pernyataan
3 : sering, apabila sering melakukan pernyataan
dan kadang-kadang tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering melakukan
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2.
Penilaian Sosial
No
|
Nama Siswa
|
Perubahan
Tingkah Laku
|
|||||||||||
Disiplin
|
Kerjasama
|
Sportivitas
|
|||||||||||
BT
|
MT
|
MB
|
SM
|
BT
|
MT
|
MB
|
SM
|
BT
|
MT
|
MB
|
SM
|
||
1
|
Aldi
Rizki
|
||||||||||||
2
|
Anisa Sri Utami
|
||||||||||||
3
|
Budi Irawan
|
||||||||||||
4
|
Citra Mulia
|
||||||||||||
5
|
Danu Akbar
|
||||||||||||
Keterangan:
1. BT :
Belum Terlihat
2. MT :
Mulai Terlihat
3. MB :
Mulai Berkembang
4. SM :
Sudah Membudaya
3.
Penilaian Pengetahuan
a.
Latihan soal permainan bola kasti.
Jumlah soal ada 3
Setiap soal yang benar
bernilai 33,3,Skor maksimal 100
Nilai =
x 100
b.
Latihan memahami prosedur gerakan pemanasan yang
diamati dari gambar.
Jumlah soal ada 4
Setiap soal yang benar
bernilai 25,Skor maksimal 100
Nilai =
x 100
4.
Penilaian Keterampilan
a.
Ketrampilan siswa dalam
mencari informasi dalam cerita fiksi
Mencari informasi dalam cerita fiksi
dinilai menggunakan rubrik.
No
|
Nama Siswa
|
Isi dan Pengetahuan
|
Penggunaan Bahasa Indonesia
|
Sikap
|
Keterampilan Penulisan
|
||||||||||||
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
|
Aldi
Rizki
|
||||||||||||||||
2
|
Anisa Sri Utami
|
||||||||||||||||
3
|
Budi Irawan
|
||||||||||||||||
4
|
Citra Mulia
|
||||||||||||||||
5
|
Danu Akbar
|
||||||||||||||||
Kriteria penilaian:
Aspek
|
Baik Sekali
|
Baik
|
Cukup
|
Perlu Bimbingan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
Isi dan
Pengetahuan
Informasi yang termuat dalam tulisan.
Tokoh-tokoh dalam cerita fiksi
Pengertian cerita fiksi. Ciri-ciri cerita fiksi.
|
Berisi informasi tentang tokoh-tokoh pengertian, dan
ciri-ciri cerita fiksi yang ditulis secara lengkap , jelas, dan rinci.
|
Berisi informasi tentang tokoh-tokoh, pengertian, dan
ciri-ciri cerita fiksi yang ditulis lengkap
jelas, namun kurang rinci.
|
Hanya berisi informasi tentang tokoh-tokoh pengertian
cerita fiksi saja atau ciri-ciri cerita fiksi saja yang ditulis secara
lengkap, jelas, dan rinci.
|
Berisi informasi tentang tokoh-tokoh pengertian, dan
ciri-ciri cerita fiksi yang ditulis tidak lengkap, tidak jelas, dan tidak
rinci.
|
Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar:
Bahasa Indonesia
yang baik dan benar digunakan
dalam penulisan.
|
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan
efisien dan menarik dalam keseluruhan penulisan.
|
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan
efisien dalam keseluruhan penulisan.
|
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan
sangat efisien dalam sebagian besar penulisan.
|
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan
sangat efisien dalam sebagian kecil penulisan.
|
Sikap
|
Kegigihan dalam mencari informasi, kecermatan, dan
ketepatan waktu dalam pemenuhan tugas yang diberikan, disertai juga dengan
kreatifitas dalam bekerja menunjukkan kualitas sikap yang sangat baik dan
terpuji.
|
Kegigihan dalam mencari informasi, kecermatan, dan
ketepatan waktu dalam pemenuhan tugas yang diberikan menunjukkan kualitas
sikap yang sangat baik.
|
Kegigihan dalam mencari informasi, kecermatan, dan
ketepatan waktu dalam pemenuhan tugas yang diberikan menunjukkan kualitas
sikap yang masih dapat terus ditingkatkan.
|
Kegigihan dalam mencari informasi, kecermatan, dan
ketepatan waktu dalam pemenuhan tugas yang diberikan menunjukkan kualitas
sikap yang masih harus terus diperbaiki.
|
Keterampilan Penulisan:
Informasi
ditulis dengan benar, sistematis dan jelas, yang menunjukkan keterampilan
penulisan yang baik
|
Keseluruhan hasil penulisan yang sistematis dan benar
menunjukkan keterampilan penulisan yang sangat baik, di atas rata-rata kelas.
|
Keseluruhan hasil penulisan yang sistematis dan benar
menunjukkan keterampilan penulisan yang baik.
|
Sebagian besar hasil penulisan yang sistematis dan
benar menunjukkan keterampilan penulisan yang terus berkembang.
|
Hanya sebagian kecil hasil penulisan yang sistematis
dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang masih perlu terus
ditingkatkan.
|
b. Ketrampilan
siswa dalam mencari informasi pengaruh gaya
dan gerak
Mencari informasi pengaruh gaya dan gerak
dinilai menggunakan rubrik.
No
|
Nama Siswa
|
Isi dan Pengetahuan Gaya dan Gerak
|
Keterampilan Laporan Hasil Percobaan
|
Sikap Rasa
Ingin Tahu dan Berfikir Kritis
|
|||||||||
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
|
Aldi
Rizki
|
||||||||||||
2
|
Anisa Sri Utami
|
||||||||||||
3
|
Budi Irawan
|
||||||||||||
4
|
Citra Mulia
|
||||||||||||
5
|
Danu Akbar
|
||||||||||||
Kriteria penilaian:
Aspek
|
Baik Sekali
|
Baik
|
Cukup
|
Perlu Bimbingan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
Isi dan
Pengetahuan Gaya Gerak
|
Menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda
berdasarkan hasil percobaan dengan benar
|
Menjelaskan sebagian besar pengaruh gaya terhadap gerak
benda berdasarkan hasil percobaan dengan benar
|
Menjelaskan sebagian kecil pengaruh gaya terhadap gerak
benda berdasarkan hasil percobaan dengan benar
|
Belum dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak
benda berdasarkan hasil percobaan dengan benar
|
Keterampilan
Laporan Hasil Percobaan tentang Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
|
Menyajikan laporan hasil percobaan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan secara tertulis berdasarkan hasil percobaan dengan
sistematis. Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan
menarik dalam keseluruhan penulisan.
|
Menyajikan laporan hasil percobaan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan secara tertulis berdasarkan hasil percobaan dengan
cukup sistematis.
|
Menyajikan laporan hasil percobaan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan secara tertulis berdasarkan hasil percobaan dengan
kurang sistematis.
|
Belum dapat menyajikan laporan hasil percobaan dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis berdasarkan hasil percobaan
dengan sistematis.
|
Sikap Rasa
Ingin Tahu dan Berfikir Kritis
|
Tampak antusias dan mengajukan banyak ide dan
pertanyaan selama kegiatan.
|
Tampak cukup antusias dan terkadang mengajukan ide dan
pertanyaan selama kegiatan.
|
Tampak kurang antusias dan tidak mengajukan ide dan
pertanyaan selama kegiatan.
|
Tidak tampak antusias dan perlu dimotivasi untuk
mengajukan ide dan pertanyaan
|
C. SKENARIO PEMBELAJARAN
Kelas : I
Tema : 7. Benda, Hewan, dan Tanaman di
Sekitarku
Sub Tema : 4. Bentuk, Warna, Ukuran, dan Permukaan
Benda
Pembelajaran : 4
A.
Kompetensi
Inti (KI )
KI.1 Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
KI.3 Memahami pengetahuan faktual dengan
cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
dirumah dan di sekolah.
KI.4 Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar dan
Indikator
Bahasa
Indonesia
Kompetensi Dasar:
3.6 Menguraikan kosakata tentang
berbagai jenis benda di lingkungan sekitar melalui teks pendek (berupa gambar,
slogan sederhana, tulisan, dan/atau syair lagu) dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.6 Menggunakan kosakata bahasa
Indonesia dengan ejaan yang tepat dan dibantu dengan bahasa daerah mengenai
berbagai jenis benda di lingkungan sekitar dalam teks tulis sederhana
Indikator:
3.6.1. Menunjukkan penggunaan kosakata
tentang berbagai jenis benda di lingkungan sekitar dalam suatu kalimat
4.6.1. Menggunakan kosakata tentang
berbagai jenis benda di lingkungan sekitar dalam kalimat
4.6.2. Membuat kalimat dengan cara
membandingkan permukaan benda.
SBdP
Kompetensi Dasar:
3.4
Mengenal bahan alam dalam berkarya
4.4
Membuat karya dari bahan alam
Indikator:
3.4.1. Mengidentifikasi
pemanfaatan tanah dan atau batuan dalam membuat karya kerajinan
4.4.1. Membuat
karya kerajinan dengan memanfaatkan bahan-bahan dari tanah dan atau batuan
PJOK
Kompetensi Dasar:
3.6 Memahami gerak dasar lokomotor dan
non-lokomotor sesuai dengan irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas
gerak berirama
4.6 Mempraktikkan gerak dasar lokomotor
dan non-lokomotor sesuai dengan irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam
aktivitas gerak berirama
Indikator:
3.6.1. Menjelaskan
gerak dasar menekuk dan meliuk sesuai irama (ketukan) tanpa iringan musik dalam
aktivitas gerak berirama
4.6.1.
Mempraktikkan gerak dasar menekuk dan meliuk sesuai irama (ketukan) tanpa
iringan musik dalam aktivitas gerak berirama
C. SKENARIO PEMBELAJARAN
Model
Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
Langkah-Langkah
|
Skenario
|
Orientasi
siswa pada masalah
|
Siswa membaca teks tentang permukaan benda-benda di sekitar.
Ada benda yang permukaannya halus dan ada pula benda yang permukaannya kasar.
“Anak-anak,
bapak ingin bertanya.coba rasakan dengan tanganmu bagaimana permukaan dari
meja? ”. Satu per satu siswa menyebutkan jawabannya. Kemudian guru menunjuk
satu orang siswa untuk merasakan permukaan papan tulis. “Nah sekarang coba
Andi rasakan dengan tanganmu bagaimana permukaan papan tulis?”, lalu guru
menempelkan gambar dan menanyakan kepada siswa apa saja benda-benda yang
memiliki permukaan yang halus dan benda-benda yang memiliki permukaan kasar
di dalam gambar.
|
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
|
Guru
menyediakan beberapa kartu gambar. “Di sini bapak memiliki beberapa kartu
gambar, ayo siapa yang dapat menebak apakah permukaan benda yang kartu gambar
ini memiliki permukaan yang halus atau kasar?” Kemudian, siswa menebak kartu
gambar yang disediakan oleh guru, yang manakah termasuk benda yang
permukaannya halus dan benda yang permukaannya kasar.
|
Membimbing
pengalaman individual dan kelompok
|
Siswa mengidentifikasi benda di
sekitar kelas sesuai jenis-jenis permukaan benda. Kemudian, siswa
mengelompokkan benda di sekitar kelas sesuai jenis permukaan, lalu menuliskan
pada tempat yang tersedia.
|
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Siswa berlatih membuat kalimat dengan
cara membandingkan permukaan benda seperti contoh. Misalnya Permukaan baju
lembut, tetapi permukaan batu bata kasar. Kemudian, siswa membacakan hasil kerjanya di
depan kelas.
|
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang sudah tampil di depan kelas. Siswa mengamati pasir dan
sama-sama menyimpulkan permukaan pasir. “Disini anak-anak bapak sudah paham membedakan benda-benda yang
memiliki permukaan yang halus dan yang memiliki permukaan yang kasar.”
|


Komentar
Posting Komentar